Undercover Story
Keberadaan Hotel Sentul 8 yang terletak dikawasan industri Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, ditengarai menjadi ajang “esek-esek” bagi kalangan berduit, kini menjadi sorotan. Menjadi miris jika para hidung belang yang bertamu ke hotel tersebut membawa pasangannya anak yang masih dibawah umur.
Dari beberapa sumber, diketahui anak dibawah umur ini masih duduk dibangku SMP. Salah satunya, anak berinisial DNA ini masih duduk di kelas 9 C di salah satu SMP Negeri di Kota Bogor. Ia bersama pasangannya yang usianya jauh lebih tua, mengakui melakukan hubungan layaknya suami istri didalam kamar Hotel Sentul 8. “Saya hanya diajak, udahnya saya dikasih uang Rp.500 ribu,” tutur DNA, belum lama ini.
Selain DNA, ada juga Mawar (bukan nama sebenarnya-red), warga Tanah Baru Kota Bogor ini juga masih mengenyam bangku sekolah si salah satu SMP, bahkan Mawar usinya lebih muda daripada DNA. Ia mengaku melakukan hubungan intim dengan pria hidung belang yang juga merupakan salah satu staf di kantor Wasbangkim Kota Bogor.
Selain DNA dan Mawar, masih banyak pasangan mesum lainnya yang kerap “berselancar kenikmatan dunia” disejumlah kamar yang disediakan oleh Hotel Sentul 8 dengan dijaga ketat para security. “Aman kalu di sana (Sentul 8-red) mas, begitu kita masuk langsung ditutup rapat, penjagaannya sangat ketat, tidak sembarang orang atau tamu bisa masuk,” tutur salah satu pelanggan Hotel tersebut yang enggan disebutkan identitasnya.
Sementara itu, Manager Hotel Sentul 8 Aan saat dikonfirmasi melalui selulernya dirinya mengelak, menurutnya, sejauh ini management tidak pernah menerima tamu-tamu yang dimaksud. “Apalagi dengan sistem operasional yang baru dimana pembayaran harus dilakukan di reception tamu-tamu hotel jadi lebih terkontrol, jadi kalau sampai ada anak-anak tersebut (dibawah umur-red) pasti kami manajemen dengan mudah mengetahui. Sejauh ini juga belum ada pak,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, masih menjamurnya tempat prostitusi yang juga dibekingi oknum pemerintahan, Bupati Bogor Nurhayanti beranji akan terus mengoptimalkan pemberantasan praktek yang melanggar norma agama tersebut.
Nurhayanti menekankan agar program Nobat dijalankan di semua wilayah Bumi Tegar Beriman. “Nobat merupakan Ijtima dari para ulama di Kabupaten Bogor. Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah melalui surat perintah yang saya keluarkan sudah menjalankannya dengan merobohkan bangunan di Limusnunggal Cileungsi dan di daerah Jampang Kemang.
Kedepan saya akan mengeluarkan surat perintah untuk membongkar tempat prostitusi wilayah lainnya,” ujar Bupati Bogor saat menghadiri Majelis Ta’lim Keliling belum lama ini.
Nurhayanti mengintruksikan kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang merupakan garda terdepan dalam penegakan Peraturan Daerah untuk terus melakukan pengawasan, dari desa sampai kecamatan.
“Jangan sampai masyarakat resah akan keberadaan tempat maksiat dan PSK tersebut dan membuat citra Kabupaten Bogor menjadi jelek,” tegas perempuan akrab disapa Yanti ini.
Ia menekankan, agar semua untuk pelaksana pemerintahan tidak main-main untuk menindaktegas semua tempat yang menjadi praktek prostirusi tersebut.
“Saya meminta Satpol PP Kabupaten Bogor dan juga kepala desa melakukan langkah-langkah agar tempat praktek prostitusi tidak tumbuh kembang, bahkan kalau perlu lelaki hidung belangnya pun bisa di beri pelajaran. Masyarakat sudah resah akan keberadaan tempat dan keberadaan PSK tersebut,” katanya. (di/ful)
Sumber : http://bogoronline.com/
Keberadaan Hotel Sentul 8 yang terletak dikawasan industri Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, ditengarai menjadi ajang “esek-esek” bagi kalangan berduit, kini menjadi sorotan. Menjadi miris jika para hidung belang yang bertamu ke hotel tersebut membawa pasangannya anak yang masih dibawah umur.
Dari beberapa sumber, diketahui anak dibawah umur ini masih duduk dibangku SMP. Salah satunya, anak berinisial DNA ini masih duduk di kelas 9 C di salah satu SMP Negeri di Kota Bogor. Ia bersama pasangannya yang usianya jauh lebih tua, mengakui melakukan hubungan layaknya suami istri didalam kamar Hotel Sentul 8. “Saya hanya diajak, udahnya saya dikasih uang Rp.500 ribu,” tutur DNA, belum lama ini.
Selain DNA, ada juga Mawar (bukan nama sebenarnya-red), warga Tanah Baru Kota Bogor ini juga masih mengenyam bangku sekolah si salah satu SMP, bahkan Mawar usinya lebih muda daripada DNA. Ia mengaku melakukan hubungan intim dengan pria hidung belang yang juga merupakan salah satu staf di kantor Wasbangkim Kota Bogor.
Selain DNA dan Mawar, masih banyak pasangan mesum lainnya yang kerap “berselancar kenikmatan dunia” disejumlah kamar yang disediakan oleh Hotel Sentul 8 dengan dijaga ketat para security. “Aman kalu di sana (Sentul 8-red) mas, begitu kita masuk langsung ditutup rapat, penjagaannya sangat ketat, tidak sembarang orang atau tamu bisa masuk,” tutur salah satu pelanggan Hotel tersebut yang enggan disebutkan identitasnya.
Sementara itu, Manager Hotel Sentul 8 Aan saat dikonfirmasi melalui selulernya dirinya mengelak, menurutnya, sejauh ini management tidak pernah menerima tamu-tamu yang dimaksud. “Apalagi dengan sistem operasional yang baru dimana pembayaran harus dilakukan di reception tamu-tamu hotel jadi lebih terkontrol, jadi kalau sampai ada anak-anak tersebut (dibawah umur-red) pasti kami manajemen dengan mudah mengetahui. Sejauh ini juga belum ada pak,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, masih menjamurnya tempat prostitusi yang juga dibekingi oknum pemerintahan, Bupati Bogor Nurhayanti beranji akan terus mengoptimalkan pemberantasan praktek yang melanggar norma agama tersebut.
Nurhayanti menekankan agar program Nobat dijalankan di semua wilayah Bumi Tegar Beriman. “Nobat merupakan Ijtima dari para ulama di Kabupaten Bogor. Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah melalui surat perintah yang saya keluarkan sudah menjalankannya dengan merobohkan bangunan di Limusnunggal Cileungsi dan di daerah Jampang Kemang.
Kedepan saya akan mengeluarkan surat perintah untuk membongkar tempat prostitusi wilayah lainnya,” ujar Bupati Bogor saat menghadiri Majelis Ta’lim Keliling belum lama ini.
Nurhayanti mengintruksikan kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang merupakan garda terdepan dalam penegakan Peraturan Daerah untuk terus melakukan pengawasan, dari desa sampai kecamatan.
“Jangan sampai masyarakat resah akan keberadaan tempat maksiat dan PSK tersebut dan membuat citra Kabupaten Bogor menjadi jelek,” tegas perempuan akrab disapa Yanti ini.
Ia menekankan, agar semua untuk pelaksana pemerintahan tidak main-main untuk menindaktegas semua tempat yang menjadi praktek prostirusi tersebut.
“Saya meminta Satpol PP Kabupaten Bogor dan juga kepala desa melakukan langkah-langkah agar tempat praktek prostitusi tidak tumbuh kembang, bahkan kalau perlu lelaki hidung belangnya pun bisa di beri pelajaran. Masyarakat sudah resah akan keberadaan tempat dan keberadaan PSK tersebut,” katanya. (di/ful)
Sumber : http://bogoronline.com/
EmoticonEmoticon